Sabtu, 24 November 2012

Ketulusan Hati Rasulullah SAW dalam Bersedekah

Kisah nyata ini terjadi di saat masa kenabian Muhammad saw, kala itu Islam telah berjaya dan mulai mendapatkan tempat hampir diseluruh dunia. Dalam kemenangan Islam yang mampu berjaya tersebut tentunya menuai kontradiksi dari berbagai element terkhusus dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadi musuh bagi umat Islam kala itu. Dalam masa kejayaan tersebut, Rasulullah mendengar bahwa ada seorang pengemis Yahudi yang buta disetiap harinya mencaci maki, mengolok-olok serta memfitnah beliau. Mendengar berita tersebut bukan Rasulullah marah dan murka terhadap pengemis tersebut, justru beliau mendatanginya dengan belas kasih meskipun cacian dan cercaan beliau dapatkan. Pengemis tersebut selalu menjelek-jelekan Rasul di depan semua orang yang dijumpainya, hingga tersebar di seluruh Madinah. Rasul sebagai sang tauladanpun kala itu mendatangi pengemis tersebut dengan kasih sayang dan memberikan makanan kepadanya tanpa diketahui oleh pengemis tersebut yang mengasihinya adalah Rasul yang notabenenya kala itu adalah pemimpin umat Islam dan Negeri. Setiap pagi Rasul mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu dan kejadian terus berlangsung hingga bertahun-tahun hingga beliau wafat meninggalkan semua umat Islam. Dengan kewafatan Rasul secara otomatis tiadak ada lagi orang yang mengasihi pengemis tersebut seperti yang dilakukan oleh Rasulullah semasa hidup, dan kala itu pengemis itupun menjadi orang yang terbuang seperti sebelumnya.
Fenomena tentang kedermawanan dan kehebatan welas ashih Rasul terungkap ketika Abu Bakar Shidiq RA yang kala itu menggantikan Rasul menjadi khalifah mendatangi rumah Aisyah RA dan bertanya tentang amalan apa yang belum ia lakukan mengingat setiap apa yang dilakukan oleh rasul selalu ia ikuti dan patuhi. "Anakku, adakah kebiasaan Rasulullah SAW yang belum aku kerjakan?". Aisyah RA menjawab,"Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja." Apakah Itu?, tanya Abubakar RA. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana," kata Aisyah RA.
Mendengar apa yang disampaikan oleh Aisyah tersebut, tanpa berbasa-basi Abu Bakar keesokan harinya dikala pagi menjelang, beliau pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Nah, dikala Abubakar mulai menyuapinya ada sebuah kejadian yang aneh, dimana si pengemis justru marah dengan perlakuan Abu Bakar seraya berkata, "Siapakah kamu? ".Abubakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa mendatangi engkau." "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," bantah si pengemis buta itu. Seraya berkata kepada Abu Bakar "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku," pengemis itu melanjutkan perkataannya. "lagipula roti yang kumakan sangat enak rasanya bukan yang seperti ini."
Mendengar pengakuan dari pengemis tersebut alangkah kaget dan bergetarnya hati Abu Bakar hingga tak kuasa menahan air matanya, lalu berkata kepada pengemis tersebut, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW." Mendengar apa yang dikatakan oleh Abu Bakar pengemis itupun kaget bukan main dan menangis menjerit-jerit, mengingat orang yang selama ini ia cerca dengan caci maki dan fitnah menjadi satu-satunya orang yang mengasihinya dikala orang lain membuangnya. Dengan nada sedih, pengemis itu berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya dengan hinaan yang tak sepantasnya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, ia begitu mulia....". menurut riwayat pengemis tersebut pun masuk ke agama Islam dengan mengucap dua kalimat syahadat di hadapan Abubakar RA dan sejak hari itu menjadi muslim.
Sungguh luar biasa bukan apa yang dilakukan oleh Rasulullah, dikala ada orang yang memfitnah dan menngolok-olok beliau yang kala itu sebagai khalifah tidak membuat beliau murka, melainkan justru memberikan welas asih hingga sang pengemis dengan kerelaan hatinya menganut agama Islam dengan penuh kesadaran dalam jiwa. Bahkan hebatnya kala itu tidak banyak orang yang tahu, melainkan hanya Aisyah seorang, dimana kala itu Abu Bakar yang notabenenya adalah sahabat Nabi yang selalu mengikuti gerak dan langkah Rasul pun tidak mengetahuinya. Sifat welas asih Rasul yang ditunjukan kepada pengemis Yahudi tersebut sungguh amat luar biasa, mana ada sih orang yang seperti itu. Dikala ada orang yang selalu menjelek-jelekkan dan memfitnah dirinya bahkan parahnya terus berulang hingga hampir setiap penduduk negeri mengetahuinya justru dibalasnya dengan kasih sayang yang luar biasa, selain memberikan makanan yang enak, masih juga mamah (hasulkan) dengan mulutnya sendiri karena sang pengemis tidak bisa memakan yang keras. Ada tidak orang seperti Rasul, mungkin hanya ada satu di dunia ini.

Tidak ada komentar:

 
Top