Kisah nyata ini terjadi di
saat masa kenabian Muhammad saw, kala itu Islam telah berjaya dan mulai mendapatkan
tempat hampir diseluruh dunia. Dalam kemenangan Islam yang mampu berjaya
tersebut tentunya menuai kontradiksi dari berbagai element terkhusus dari
kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadi musuh bagi umat Islam kala
itu. Dalam masa kejayaan tersebut, Rasulullah mendengar bahwa ada seorang
pengemis Yahudi yang buta disetiap harinya mencaci maki, mengolok-olok serta
memfitnah beliau. Mendengar berita tersebut bukan Rasulullah marah dan murka
terhadap pengemis tersebut, justru beliau mendatanginya dengan belas kasih
meskipun cacian dan cercaan beliau dapatkan. Pengemis tersebut selalu
menjelek-jelekan Rasul di depan semua orang yang dijumpainya, hingga tersebar
di seluruh Madinah. Rasul sebagai sang tauladanpun kala itu mendatangi pengemis
tersebut dengan kasih sayang dan memberikan makanan kepadanya tanpa diketahui
oleh pengemis tersebut yang mengasihinya adalah Rasul yang notabenenya kala itu
adalah pemimpin umat Islam dan Negeri. Setiap pagi Rasul mendatanginya dengan
membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW
menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu dan kejadian terus
berlangsung hingga bertahun-tahun hingga beliau wafat meninggalkan semua umat
Islam. Dengan kewafatan Rasul secara otomatis tiadak ada lagi orang yang
mengasihi pengemis tersebut seperti yang dilakukan oleh Rasulullah semasa
hidup, dan kala itu pengemis itupun menjadi orang yang terbuang seperti
sebelumnya.
Fenomena tentang
kedermawanan dan kehebatan welas ashih Rasul terungkap ketika Abu Bakar Shidiq
RA yang kala itu menggantikan Rasul menjadi khalifah mendatangi rumah Aisyah RA
dan bertanya tentang amalan apa yang belum ia lakukan mengingat setiap apa yang
dilakukan oleh rasul selalu ia ikuti dan patuhi. "Anakku, adakah kebiasaan Rasulullah SAW yang belum aku kerjakan?".
Aisyah RA menjawab,"Wahai
ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya
pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja." Apakah Itu?, tanya Abubakar RA. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu
pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi
buta yang ada disana," kata Aisyah RA.
Mendengar apa yang
disampaikan oleh Aisyah tersebut, tanpa berbasa-basi Abu Bakar keesokan harinya dikala
pagi menjelang, beliau pergi ke
pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar mendatangi pengemis itu lalu memberikan
makanan itu kepadanya. Nah, dikala Abubakar
mulai menyuapinya ada sebuah kejadian yang aneh, dimana si pengemis justru
marah dengan perlakuan Abu Bakar seraya berkata, "Siapakah kamu? ".Abubakar
RA menjawab, "Aku orang yang biasa mendatangi
engkau." "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa
mendatangiku,"
bantah si pengemis buta itu. Seraya berkata kepada Abu Bakar "Apabila
ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini
mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih
dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku," pengemis itu melanjutkan perkataannya. "lagipula roti yang kumakan sangat enak
rasanya bukan yang seperti ini."
Mendengar pengakuan dari
pengemis tersebut alangkah kaget dan bergetarnya hati Abu Bakar hingga tak kuasa menahan
air matanya, lalu berkata kepada pengemis tersebut, "Aku
memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari
sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah
SAW." Mendengar apa yang dikatakan oleh Abu Bakar pengemis
itupun kaget bukan main dan menangis menjerit-jerit, mengingat orang yang
selama ini ia cerca dengan caci maki dan fitnah menjadi satu-satunya orang yang
mengasihinya dikala orang lain membuangnya. Dengan nada sedih, pengemis itu
berkata, "Benarkah demikian?
Selama ini aku selalu menghinanya dengan hinaan yang tak sepantasnya,
memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan
membawa makanan setiap pagi dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, ia begitu
mulia....". menurut riwayat pengemis tersebut pun masuk ke agama Islam
dengan mengucap dua kalimat syahadat di
hadapan Abubakar RA dan sejak hari itu menjadi muslim.
Sungguh luar biasa bukan apa yang dilakukan oleh
Rasulullah, dikala ada orang yang memfitnah dan menngolok-olok beliau yang kala
itu sebagai khalifah tidak membuat beliau murka, melainkan justru memberikan
welas asih hingga sang pengemis dengan kerelaan hatinya menganut agama Islam
dengan penuh kesadaran dalam jiwa. Bahkan hebatnya kala itu tidak banyak orang
yang tahu, melainkan hanya Aisyah seorang, dimana kala itu Abu Bakar yang
notabenenya adalah sahabat Nabi yang selalu mengikuti gerak dan langkah Rasul
pun tidak mengetahuinya. Sifat welas asih Rasul yang ditunjukan kepada pengemis
Yahudi tersebut sungguh amat luar biasa, mana ada sih orang yang seperti itu.
Dikala ada orang yang selalu menjelek-jelekkan dan memfitnah dirinya bahkan
parahnya terus berulang hingga hampir setiap penduduk negeri mengetahuinya
justru dibalasnya dengan kasih sayang yang luar biasa, selain memberikan
makanan yang enak, masih juga mamah
(hasulkan) dengan mulutnya sendiri karena sang pengemis tidak bisa memakan yang
keras. Ada tidak orang seperti Rasul, mungkin hanya ada satu di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar