Kamis, 20 September 2012

Obat Anti Malas

Beberapa waktu belakangan ini, sipemimpi semakin merasa MALAS. Memang sejak kecil sipemimpi menderita penyakit malas ini, namun tidak separah sekarang. Malas ngapa-ngapain, malas ini-itu. Sepertinya makan dan mimpi saja yang tidak malas. Puncaknya beberapa hari ini, rasa malas menjalar ke seluruh organ tubuh, mulai dari otak, hati, jantung, tulang, bahkan lemak. Makanya, badan sipemimpi semakin melar kedepan dan kesamping, mungkin saking malasnya. Tidak masalah kalau yang merasakannya adalah sipemimpi sendiri. Yang masalah adalah kalau malas ini menjalar, minimal berefek kurang baik bagi orang terdekat dan sekitar sipemimpi. Orang sekitar menjadi negatif thinking terhadap si pemalas, ”Tak dapat diandalkan”, batin mereka.
Dalam bahasa Inggris, malas disepadankan dengan kata ”Lazy” (bukan ”Lady”) atau ”Indolence” (bukan ”Indonesia”) atau ”Laziness”, yang berarti keengganan melakukan kegiatan atau aktivitas meskipun memiliki kemampuan untuk melakukannya, atau singkatnya, malas adalah kurangnya keinginan untuk mengeluarkan usaha (wikipedia).
Menurut Sigmund Freud, kemalasan adalah sebuah kesenangan. Betul juga sih, bermalas-malasan walaupun berefek buruk, selalu membuat kita merasa senang. Malas adalah hal paling mudah dan murah membuat senang orang yang bermental pemalas.
Bagaimana dengan pandangan Islam? كسل adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan dalam Al-Quran untuk kemalasan, tidak aktif dan kelesuan. Kebalikan dari kemalasan adalah Jihad al-Nafs, yaitu perjuangan melawan diri, melawan ego sendiri. Di antara lima rukun Islam, Shalat dan Puasa selama bulan Ramadhan adalah bagian dari tindakan melawan Nafsu dan Kemalasan.
Malas adalah salah satu penyakit yang sering selalu muncul, kadang tiba-tiba, tak jarang bahkan menetap dalam hati dan pikiran. Secara psikologis, malas memang bukan penyakit fisik yang dapat terlihat secara kasat mata. Malas adalah salah satu penyakit dari dalam jiwa yang berbahaya karena menyerang hati dan otak, pusat seluruh organ kita. Waspadalah, penyakit malas secara epidemiologi tidak memandang orang, waktu, dan tempat. Seluruh golongan umur, tua, muda, anak-anak, remaja dapat terkena penyakit ini. Seluruh tempat di dunia ini bisa terjangkit wabah malas, kapanpun!
Malas dapat disebut sebagai kelemahan mental, karena virus malas menyerang bagian penting dalam pergerakan hidup manusia, mental. Dengan mental yang kuat kita dapat bersemangat dan optimis menghadapi hidup, tidak adanya kekuatan mental akan membuat manusia berada dalam jurang pesimistis.
Selain Malas itu sendiri, banyak faktor yang menyebabkan orang menjadi malas, beberapa diantaranya;
- terlalu terbebani dengan tugas,
- tidak suka dengan pekerjaan yang ia kerjakan,
- keadaan yang tertekan,
- bawaan sejak lahir,
- terlalu banyak harapan (muluk-muluk) yang tidak dapat direalisasikan, dan lain-lain.
Tapi semua itu tak dapat dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Ketika mulai terjangkit penyakit malas, cobalah beberapa trik dari voa-islam.com berikut ini yang akan coba sipemimpi terapkan juga:
1. Intropeksi diri dan keinginan kuat untuk berubah
Semua orang sadar dan tahu kalau malas itu tidak baik, anehnya ternyata kita sering melakukan hal ini (malas). Sifat dan perbuatan malas memang manusiawi, namun janganlah semakin me-manusiakan malas. Makanya, butuh keinginan kuat untuk berubah menjauhi malas.
Langkah awal ketika kita terjangkit malas adalah introspeksi dan berniat untuk berubah, karena ketika seseorang mempunyai niat dan keinginan yang kuat maka ia akan menemukan cara dan jalan keluar dari setiap masalah yang ia hadapi. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, selama ada niat dalam diri maka yakinlah kesuksesan akan selalu menghampiri.
Keinginan untuk berubah ini dibarengi dengan sedikit merenung akan dampak negatif dan positif yang kita dapat dari kemalasan ini. Sesudah merenung dan intropeksi diri kita bisa meninggalkannya sambil sedikit tersenyum dan katakan dalam diri; “Saya akan selalu semangat dan tidak akan malas lagi”.
Untuk berubah, janganlah ditunda hingga esok. Mulailah dari sekarang, tak ada kata nanti, esok, ini dan itu. Semua sudah harus dimulai saat ini juga karena tugas kita lebih banyak dari kesempatan yang kita miliki. Kalau bukan sekarang kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Dan kalau bukan dari hal ini darimana lagi?
2. Bangkit, bergerak dan cari Motivasi untuk terus bangkit.
Setelah membulatkan tekad dan niat untuk meninggalkan kemalasan, kita mulai kembali beraktifitas. Kita bisa memulai dari kegiatan yang paling kita sukai namun masih membawa manfaat. Mencoba kegiatan baru yang tak biasa juga tak ada salahnya, semakin banyak kita menyibukkan diri semakin terkikis pula kemalasan kita. Usahakan penuhi hari-hari dengan kegiatan dan aktifitas. Dari aktifitas-aktifitas yang kita lakukan mungkin akan membentuk sebuah kebiasaan baru yang menyenangkan hingga kita akan merasa senang melakukannya.
Beberapa pilihan untuk mengisi hari-hari malas:
• Menonton acara TV yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi seperti Kick Andy, Mario Teguh, ESQ dan lain-lain.
• Mengunjungi kawan dan saudara (silaturahmi), selain menjalin persaudaraan, kita juga mendapat pahala dan karunia berupa umur panjang dan rizki yang luas. Kita juga dapat mengendurkan otot yang sedang tegang dengan saling bercanda ria dan bertukar cerita.
• Rekreasi, mungkin kegiatan yang penuh kadang membuat kita jenuh. Rekreasi dapat menjadi selingan dari sekian kegiatan kita yang padat. Rekreasi yang murah seperti ke taman atau pusat perbelanjaan bisa menjadi pilihan ekonomis. Rekreasi bisa mencerahkan pikiran dan menyehatkan mata.
• Membaca buku motivasi yang memotivasi untuk dapat bangkit dan bergerak kembali.
3. Ciptakan tujuan dan target hidup.
Tujuan dan target ibarat peta, tanpanya perjalanan hidup akan terasa hampa dan tak terarah. Sudah seharusnya bagi seorang yang ingin bangkit dari kemalasan untuk membuat tujuan dan target dalam hidupnya, kalaupun sudah ada ia dapat mengeceknya kembali serta menganalisis kelemahan apa saja yang ia miliki dalam mencapai tujuan dan target hidup tersebut.
Setelah menentukan tujuan dan arah hidup, hal penting lainnya adalah disiplin. Tanpanya semua yang sudah direncanakan akan nihil dan sia-sia. Jangan pernah memberi peluang pada hawa nafsu untuk menjatuhkan kita dalam lubang kemalasan untuk yang kesekian kalinya.
4. Benahi hati.
Pusat penyakit malas adalah hati. Semua akan dapat diselesaikan dengan menyembuhkan hati. Para Ulama memberikan lima alternatif untuk membenahi hati yang sedang error :
• membaca Al Qur’an dengan penuh penghayatan,
• mendirikan shalat malam,
• perbanyak zikir,
• berkumpul dengan orang shaleh dan
• berpuasa.
Hati adalah sentral dari semua organ manusia, ketika ia sudah baik maka seluruh tubuh akan baik begitupun ketika hati masih rusak maka jangan harap organ lain akan baik. Sering-seringlah berbenah hati, Karena kalau sudah rusak kita akan sulit mengobatinya. Pastikan kondisi hati selalu mood dengan banyak bertaqarrub pada yang Maha Kuasa.
5. Bentuk komunitas yang baik.
“Bergaul dengan tukang minyak wangi, akan terkena wangi. Bergaul dengan tukang las akan terkena baunya juga.” begitulah kata pepatah. Pergaulan sedikit banyak mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang. Ketika kita sedang merasakan penyakit ini, cepat-cepatlah mencari komunitas dan lingkungan yang baik untuk dapat menjaga kita dari segala keburukan yang dapat ditimbulkan olehnya. Banyak orang yang dapat menaklukan hawa nafsu dan kemalasannya seorang diri, tapi tak sedikit juga yang tak dapat bangkit dari kemalasan hanya dengan seorang diri. Disinilah peran penting seorang teman dan orang lain untuk dapat memberikan support dan dukungan bagi kita untuk dapat bangkit kembali. Dari komunitas yang baik pula kita akan dapat mengembangkan kemampuan yang lainya. Kenali diri, gali potensi, raih prestasi.
6. Ciptakan kegiatan baru
Setiap sesuatu punya sebab akibat. Karenanya, usahakan semaksimal mungkin untuk meninggalkan segala faktor pendorong munculnya kemalasan ini. Tidur-tiduran, menonton film yang kurang bermanfaat, bergosip, berleha-leha dan menunda-nunda adalah sebagian aktivitas yang sudah harus menjadi “Black List” dan dijauhi dalam agenda hidup kita ke depan. Tak jarang dari kegiatan baru inilah kita menemukan kegiatan yang sesuai dengan karakter atau menjadi sumber pendapatan keuangan kita.
7. Perbanyak doa.
Rasulullah SAW pernah memohon dijauhi dari beberapa perkara; kesulitan, kesedihan, lemah, malas, penakut, pelit, banyak hutang, dan tertindas. Tak ada sesuatu yang dijauhi Rasul kecuali memang ia memiliki dampak negatif yang luar biasa. Salah satu permhonan Rasul di atas adalah dijauhi dari penyakit malas.
Salah satu doa yang sering Rasulullah SAW panjatkan adalah :
“Allahumma inna na’udzubika minal hammi wal hazan wa na’udzubika minal ajzi wal kasal wa na’udzubika minal jubni wal bukhl wa naudzubika min galabatid daini wa qahril rijal”

Dikutip : dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

 
Top