KH. Ma’shum Ahmad atau yang lebih akrab
dengan panggilan mbah Ma’shum Lasem, dulu pernah bersilatur rahim
ketempat kawannya saat sama-sama masih belajar di Makkah yaitu, Tuan
Guru Zainuddin Lombok. Menjelang Maghrib mbah Ma’shum sampai di sana.
Saat di jamu oleh tuan rumah, mbah Ma’shum melihat betapa ramainya
pesantren kawannya itu. Aktifitas para santri sangat hingar bingar,
terlihat ada yang belajar, mengaji dan berdzikir. “Alhamdulillah
pesantren Tuan Guru sudah maju, santrinya banyak. Semoga mereka bisa
menjadi pemimpin kaumnya”. Kata mbah Ma’shum. Tuan Guru Zainuddin
mengamini do’a mbah Ma’shum lantas tersenyum penuh arti. Keesokan
harinya, pesantren itu mendadak sepi tidak seramai malam tadi dan tidak
ada lagi santri yang berlalu lalang. Akhirnya mbah Ma’shum bertanya
kepada Tuan Guru, kemana gerangan para santrinya. Jawab Tuan Guru,
“Mereka adalah Jin-jin yang nyantri dan belajar agama disini”.
Dari cerita ini bisa diambil pengertian
bahwa Jin itu ada dan bisa dilihat oleh orang-orang yang dikehendaki
oleh Allah, dalil-dalil Alqur’annya banyak sekali, diantaranya QS.
Al-Ahqof 29, QS. Al-An’am 130, QS. Ar-Rahman 33 dan lain-lain. Di dalam
hadits juga ada, diantaranya hadits riwayat Muslim, bahwa Rasulullah saw
bersabda “Telah datang kepadaku da’i Jin, lalu aku pergi bersamanya, kemudian aku membacakan al-Qur’an kepada mereka”.
Jin memiliki beberapa kesamaan dengan
manusia, diantaranya, mempunyai tempat tinggal, mereka makan dan minum
seprti halnya manusia, ada yang pria dan ada yang wanita (mungkin ada
bancinya juga kalee…red), untuk mengembangkan keturunan, mereka menikah
sebagaimana manusia, sama-sama mukallaf, beragama dan menurut mayoritas
ulama Jin juga bisa masuk surga atau neraka sebagaimana manusia.
Kemudian benarkah jin bisa masuk kedalam tubuh manusia (kesurupan), sebagaimana telah banyak diberitakan orang dan media massa? Sebenarnya bagaimana pandangan Islam mengenahi ini?
Imam al-Qurthubi, Imam al-Asy’ari, Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyah dan kebanyakan ulama taslim atau mengakui keberadaan kesurupan. Kata
Imam al-Asy’ari, “Ahlussunnah waljama’ah berpendapat bahwa jin bisa
masuk kedalam tubuh manusia sebagaimana firman Allah swt “Orang-orang
yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri kecuali seperti
berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran (tekanan) penyakit gila
(QS. Al-Baqoroh 275). Imam al-Qurthubi menuturkan bahwa ayat ini
menjadi dalil dan bukti atas kesalahan pendapat orang-orang yang
mengingkari adanya kesurupan, mereka menganggap bahwa tidak mungkin
syetan dapat masuk kedalam tubuh manusia, jika terjadi kesurupan, itu
hanya karakter dan pembawaan manusia saja.
Kesurupan terjadi kebanyakan karena jin
marah, benci dan dendam terhadap manusia sebab adanya sebagian manusia
yang menyakiti jin tersebut, atau jin mengira bahwa manusia itu sengaja
menyakiti mereka dengan mengencingi, menyiram air panas dan lain-lain.
Kesurupan juga bisa terjadi karena perasaan cinta jin terhadap manusia
itu, atau pada saat jiwa manusia sedang guncang dan lemah, atau memang
terkadang mereka (jin) lagi iseng main-main masuk kedalam tubuh manusia.
Untuk mengantisipasi terjadinya kesurupan tentunya dengan rajin-rajin
beribadah dengan benar, banyak berdzikir dan mendekatkan diri kepada
Allah saw. Wallohu a’lam bisshowaf.
Sumber. Kutipan dari Mbah Ma’shum Lasem the Authorized biography of KH. Ma’shum Ahmad. Karya M. Luthfi Thomafi. al-Qurthubi Al-Jami’il ahkamil Qur’an. Buletin Alfithroh Edisi Februari 2010 dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar